![]() |
| Imi Suryaputera Pemimpin Redaksi Jurnalisia |
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada); Gubernur, Bupati/Walikota semakin dekat. Terdapat setidaknya 6 Kabupaten di Kalsel yang akan melaksanakan Pilkada serentak ditambah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel sendiri.
Seperti pada periode sebelumnya, Pemilihan Gubernur dan Wakilnya di Kalsel, kembali memunculkan jargon 'Asli Urang Banua' yang dicuatkan oleh 1 Pasangan diantara 3 Pasangan lainnya yang telah dinyatakan lolos oleh KPUD Kalsel.
Asli Urang Banua atau sama halnya 'Asli Pribumi'. Jargon ini kembali muncul ke permukaan karena mungkin berkaca kepada Pasangan Gubernur dan Wakilnya pada periode sebelumnya yang sukses mengalahkan calon-calon lainnya.
Jargon tersebut pun tak urung menjadi semacam pertanyaan di benak banyak orang. Pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik itu seperti; seperti apakah sebenarnya yang dikategorikan 'Asli Urang Banua' ini ? Masih relevan kah mengangkat isu tersebut diantara keberagaman etnis yang kini menghuni wilayah Kalsel ?
Yang kita semua tahu adalah saat ini wilayah Propinsi Kalsel yang terdiri dari 13 Kabupaten/Kota ini dihuni oleh tidak saja Komunitas Banjar (maaf kami tak menyebutnya etnis), tapi juga dihuni oleh berbagai etnis yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Etnis yang sangat kentara sekali banyak menetap di wilayah Kalsel adalah Etnis Jawa dan Bugis.
Keberadaan etnis Jawa di Kalsel ini bisa dikatakan karena adanya program Transmigrasi di era pemerintahan Orde Baru, selebihnya dikarenakan faktor ekonomi, merantau untuk mengubah nasib.
Sedangkan etnis Bugis, mereka ini sudah berada di daratan Pulau Kalimantan terutama di bagian Tenggara jauh sebelum Republik ini bernama Indonesia. Mereka sudah berabad-abad sejak era Kerajaan Bandarmasih berdiri.
Dari semua etnis yang menghuni wilayah Propinsi Kalsel itu, kita berkeyakinan kalau mereka berserta keturunannya itu telah menganggap tanah yang mereka pijak dan langit yang menjadi atap; adalah tumpah darah mereka. Dan tak kalah penting untuk kita selalu ingat adalah mereka atau kita semua adalah Warga Negara Indonesia yang berhak untuk tinggal dan hidup di tiap sudut dan liku wilayah RI.
Kami melihat kemunculan kembali isu atau jargon 'Asli Urang Banua' ini dikarenakan kekuatiran yang sangat kuat dari yang menganggap kelompoknya adalah 'pemilik sah' bumi Kalsel ini untuk tidak pernah membiarkan etnis lain berserta keturunannya untuk menjadi Pemimpin Kalsel.
Dan bila kita amati secara seksama, kemunculan jargon tersebut hanya menjelang suksesi Kepala Daerah atau Pilkada, setelahnya hilang begitu saja seperti embun tersaput sinar matahari.
Akhirnya saya mengingatkan Kita semua, kemajuan suatu wilayah tak terkecuali Kalsel; adalah dikarenakan adanya interaksi yang bersinergi diantara semua penghuninya, bukan ditentukan dan dilakukan satu kelompok tertentu.

Posting Komentar