Politik    Sosial    Advertorial    Ekonomi    Editorial    Hukum    Keagamaan    Kecelakaan    Kesehatan    Kriminalitas    Lingkungan    Lipsus    Musik    Sport   
Home » » [Editorial] Orang Bejat 'Ngemplang' Pajak

[Editorial] Orang Bejat 'Ngemplang' Pajak

Posted by SARAJUT on Sabtu, 31 Oktober 2015

EDITORIAL

"Orang Bijak Taat Pajak."

Itulah kalimat yang sering kita baca dan dengar bila bicara masalah pajak atau perpajakan di Indonesia.

Sudahkah kita taat pajak ?

Jawabannya tentu sangat beragam, dan tak menutup kemungkinan malah balik bertanya; "pajak yang mana dan untuk apa saya mesti bayar ?"

Padahal pajak kita ketahui merupakan pemasukan suatu negara, yang duitnya digunakan untuk melaksanakan pembangunan yang akan dikembalikan dan dirasakan oleh seluruh rakyat.

Pajak banyak ragamnya; Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Kekayaan, Pajak Barang, Pajak Jasa, dan lain sebagainya, nominalnya pun beragam.

"Ngemplang" Pajak ?

Nah, kita teringat tentu dengan seseorang bernama Gayus Tambunan. Sosok yang satu ini ada keterkaitan dengan urusan "ngemplang" dan manipulasi pajak. Dan tak menutup kemungkinan masih banyak sejenis Gayus lainnya di tubuh Institusi Perpajakan di seluruh Negeri ini yang belum terendus oleh kita semua.

"Orang Bejat Ngemplang Pajak."

Setujukah kita jika ungkapan diatas sebagai lawan dari "Orang Bijak Taat Pajak" ?
Semoga kita semua sependapat, apalagi jika itu melibatkan oknum di tubuh Institusi Perpajakan, yang karena ulahnya dan para kroninya mencuri duit pajak untuk rakyat.

Secara khusus saya menjadi ingin membicarakan masalah pajak di Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan cukup banyaknya Pengusaha di Kabupaten yang berkembang pesat ini, dari tahun ke tahun saya ketahui nama Pengusaha yang muncul sebagai "Orang Bijak" cuma itu-itu saja; H. Syamsuddin (H. Isam), H. Abidin, dan H. Tajerin Noor. Padahal masih cukup banyak Pengusaha yang kita ketahui usahanya juga berkembang pesat di beberapa sektor.

Kemana para Pengusaha Tanah Bumbu lainnya yang hidupnya juga sudah cukup kaya dan makmur. Kenapa tidak kah tertarik untuk berada di barisan para "Orang Bijak" itu ? Apakah mereka lebih memilih berada di barisan para "Orang Bejat" ?

Kita semua berharap di penghujung tahun 2015 ini akan muncul nama-nama Pengusaha lainnya yang dapat penghargaan sebagai "Orang Bijak Taat Pajak", bukan sebaliknya. (ISp)





 

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 SARAJUT. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger