INFOKUS
Meski masih menyisakan sekira 2 bulan lagi masa jabatan Direktur PDAM Tanah Bumbu akan berakhir, terkait siapa selanjutnya yang akan duduk sebagai Direktur, mulai muncul pihak yang bergerilya untuk memasang Calon Direktur baru PDAM Tanah Bumbu.
Budaya titip menitip orang untuk menduduki jabatan di suatu Instansi, di negeri ini sudah menjadi hal yang lumrah; Budaya Timur, begitulah biasa yang jadi alasan.
Di negeri masih sulit menerapkan yang disebut 'The Right Man on The Right Place', yang mana seseorang menduduki jabatan sesuai dengan keahliannya. Budaya 'learning by doing' masih saja diterapkan untuk mengesahkan seseorang untuk menduduki suatu posisi atau jabatan.
Belajar sambil berkerja atau sebaliknya, masih banyak dilakukan di berbagai Instansi. Dan ini mata rantai yang saling bersambung dengan budaya titip menitip. Selanjutnya adalah yang disebut 'aji mumpung', istilah daerahnya 'timpulu'; timpulu kawa, timpulu ada beking, timpulu ada kesempatan, dan banyak timpulu lainnya.
Info yang dihimpun Redaksi Media ini, terkait suksesi Direktur PDAM Tanah Bumbu ini; sudah terdengar adanya seorang Anggota DPRD Tanah Bumbu yang bermaksud titip kroninya. Dan juga terdapat seorang Penggiat Ormas yang melakukan lobi ke seorang Unsur Pimpinan di DPRD Tanah Bumbu dengan maksud menitipkan kroninya agar bisa direkomendasikan menduduki jabatan Direktur PDAM Tanah Bumbu selanjutnya.
Sah-sah saja memang, yang penting tentu saja ada mekanismenya; sesuai prosedur, ibaratnya syarat dan ketentuan berlaku. Mekanisme yang jadi standar baku tentu saja para Calon harus melalui fit and proper test.
Tak kalah pentingnya adalah tiap pihak terkait apakah itu Pemkab, DPRD Tanah Bumbu khusus Komisi yang membidangi, serta Badan Pengawas PDAM, agar melakukan evaluasi kinerja dan minta pertanggung jawaban Direktur yang menangani PDAM sebelum masa jabatannya berakhir.
Kita semua tentu menghendaki PDAM tak sekedar 'public service' yang melayani hajat hidup orang banyak yang menjadi konsumennya, tapi juga sehat secara finasial dan tetap mengedepankan profit oriented sebagai satu lembaga usaha yang berbentuk perusahaan. (ISp)
Meski masih menyisakan sekira 2 bulan lagi masa jabatan Direktur PDAM Tanah Bumbu akan berakhir, terkait siapa selanjutnya yang akan duduk sebagai Direktur, mulai muncul pihak yang bergerilya untuk memasang Calon Direktur baru PDAM Tanah Bumbu.
Budaya titip menitip orang untuk menduduki jabatan di suatu Instansi, di negeri ini sudah menjadi hal yang lumrah; Budaya Timur, begitulah biasa yang jadi alasan.
Di negeri masih sulit menerapkan yang disebut 'The Right Man on The Right Place', yang mana seseorang menduduki jabatan sesuai dengan keahliannya. Budaya 'learning by doing' masih saja diterapkan untuk mengesahkan seseorang untuk menduduki suatu posisi atau jabatan.
Belajar sambil berkerja atau sebaliknya, masih banyak dilakukan di berbagai Instansi. Dan ini mata rantai yang saling bersambung dengan budaya titip menitip. Selanjutnya adalah yang disebut 'aji mumpung', istilah daerahnya 'timpulu'; timpulu kawa, timpulu ada beking, timpulu ada kesempatan, dan banyak timpulu lainnya.
Info yang dihimpun Redaksi Media ini, terkait suksesi Direktur PDAM Tanah Bumbu ini; sudah terdengar adanya seorang Anggota DPRD Tanah Bumbu yang bermaksud titip kroninya. Dan juga terdapat seorang Penggiat Ormas yang melakukan lobi ke seorang Unsur Pimpinan di DPRD Tanah Bumbu dengan maksud menitipkan kroninya agar bisa direkomendasikan menduduki jabatan Direktur PDAM Tanah Bumbu selanjutnya.
Sah-sah saja memang, yang penting tentu saja ada mekanismenya; sesuai prosedur, ibaratnya syarat dan ketentuan berlaku. Mekanisme yang jadi standar baku tentu saja para Calon harus melalui fit and proper test.
Tak kalah pentingnya adalah tiap pihak terkait apakah itu Pemkab, DPRD Tanah Bumbu khusus Komisi yang membidangi, serta Badan Pengawas PDAM, agar melakukan evaluasi kinerja dan minta pertanggung jawaban Direktur yang menangani PDAM sebelum masa jabatannya berakhir.
Kita semua tentu menghendaki PDAM tak sekedar 'public service' yang melayani hajat hidup orang banyak yang menjadi konsumennya, tapi juga sehat secara finasial dan tetap mengedepankan profit oriented sebagai satu lembaga usaha yang berbentuk perusahaan. (ISp)
Posting Komentar