EDITORIAL
![]() |
Imi Suryaputera, Pemred Jurnalisia Online |
Lebaran Haji tak bisa dipisahkan dengan ibadah kurban. Ini merujuk pada peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS yang lewat mimpi diperintahkan oleh Allah SWT agar mengorbankan putra tersayangnya Ismail AS.
Melalui peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS inilah Allah SWT merefleksikan perintahNya kepada umatNya untuk selalu taat dan tunduk dengan ikhlas kepada Sang Khalik, meskipun harus mengorbankan apa saja yang paling disayang dan dicintai sekalipun.
Ketaatan yang ikhlas dari Nabi Ibrahim AS ini kemudian digantikan oleh Allah SWT dengan seekor domba sebagai pengganti Ismail AS yang sama taat dan ikhlasnya seperti ayahandanya.
Tiap umat Muslim dipastikan punya keinginan untuk melaksanakan ibadah kurban ini. Namun tentu saja tak setiap umat Muslim mampu melakukannya karena tingkat ekonomi yang berbeda, kecuali mereka yang benar-benar mampu secara ekonomi.
Meski demikian banyak umat Muslim yang belum dan tak mampu untuk melaksanakan ibadah kurban secara sendiri-sendiri, tak sedikit diantaranya yang melaksanakannya melalui kelompok. Mereka mengumpulkan dana, menabung secara bersama-sama untuk membeli hewan kurban.
Itu sebagai tanda umat Muslim begitu antusias terhadap peristiwa berkurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Peristiwa berkurbannya Nabi Ibrahim AS ini kiranya tak cuma sebagai tanda simbolis ketaatan sementara secara reguler setiap tahun. Allah SWT pasti menghendaki ketaatan secara permanen dan berkesinambungan atas tiap umat Islam. Allah SWT tentu menghendaki ketaatan dan keikhlasan setiap saat atas diri manusia dalam hal apapun.
Ketaatan Nabi Ibrahim AS merupakan ketaatan secara vertikal (hablum minallah). Dalam konteks hubungan sosial terdapat garis horizontal (hablum minannas) yang juga tak bisa dipisahkan. Sehingga terdapat perintah Allah SWT dalam Alqur'an; "Taatlah kepada Allah dan Rasulnya, serta kepada Ulil Amr (pemimpin) diantara kamu sekalian."
Ketaatan terhadap perintah Allah, dan keikhlasan melakukannya hanya karena mengharapkan keridhaan Allah, inilah yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Ibadah kurban hanya terjadi sekali dalam setahun. Namun semangat dari ibadah tersebut hendaknya terus ada setiap saat. Berkurban untuk agama, bangsa, negara, serta kemaslahatan umat manusia; harus terus ada dan tumbuh pada tiap jiwa umat Islam.
Selamat hari raya Idul Adha, semoga kita semua memiliki ketaatan dan keikhlasan seperti Nabi Ibrahim AS berserta keluarganya.
Posting Komentar