OPINI,
Warga Kotabaru terutama yang bermukim di kawasan Ibukotanya di Pulau Laut, dalam sebulan terakhir ini banyak diantaranya sudah sedang mengalami krisis air.
Waduk milik PDAM Kotabaru yang berada di kawasan Gunung Ulin; semakin hari semakin surut dan berkurang debit airnya. Hal ini menurut Direktur PDAM Kotabaru, Noor Ifansyah, selain memang disebabkan oleh kondisi kemarau, juga berkurangnya daya serapan air oleh waduk disebabkan lingkungan di sekitarnya yang sudah rusak.
Diperkirakan dalam waktu yang tak berapa lama lagi pipa air milik PDAM Kotabaru dapat berhenti total mengalirkan air ke para warga konsumen.
Jika mengingat kembali ke belakang (flashback), permasalahan air di kawasan Pulau laut ini selalu menjadi masalah utama jika terjadi musim kemarau. Entah kenapa permasalahan tersebut selalu berulang dari tahun ke tahun tanpa berupaya mencarikan solusi yang jitu dan tepat.
Pembangunan waduk tambahan ?
Ini adalah satu solusi yang tampaknya tak bisa ditawar dan ditunda lagi, sambil terus melakukan pembenahan terhadap waduk yang sudah ada terdahulu.
Sudah dilakukan pembangunan waduk baru. Ini berkat kepedulian PT Golden Hope Nusantara (Grup Minamas Plantation) di kawasan Gunung Bahalang. Namun sayangnya pembangunan waduk yang diharapkan dapat membantu suplai air ke para warga ini; pembangunannya terhenti. Padahal niat baik pihak Perusahaan sudah dilaksanakan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Lumayan banyak dana yang sudah dikeluarkan oleh Perusahaan untuk membangun Waduk Gunung Bahalang, yang tentu sangat bermanfaat nantinya jika dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan awal.
Apakah pembangunan Waduk Gunung Bahalang layak untuk diteruskan ?
Jawabannya ada pada warga Kabupaten Kotabaru yang bermukim di daratan Pulau Laut. Namun yang jelas terdapat beberapa hal yang mesti dilakukan oleh pihak Perusahaan jika ingin tetap meneruskan pembangunan waduk tersebut antara lain; (1) transparansi publik tentang maksud dan tujuan dibangunnya waduk, (2) keterbukaan terkait jumlah pendanaan yang telah dan akan dikeluarkan, dan (3) keterlibatan berbagai pihak baik unsur Pemerintahan dan elemen masyarakat dalam pengawasan pembangunannya.
Untuk tahap pertama yang mesti dilakukan oleh pihak Perusahaan adalah mengundang berbagai pihak untuk melakukan diskusi publik; menjaring aspirasi, masukan dan pemikiran terkait kelanjutan dan asas manfaat dari pembangunan waduk tersebut.
Untuk itu bagi warga Kotabaru yang di Pulau Laut, Anda sekalian diminta pendapatnya.
Warga Kotabaru terutama yang bermukim di kawasan Ibukotanya di Pulau Laut, dalam sebulan terakhir ini banyak diantaranya sudah sedang mengalami krisis air.
Waduk milik PDAM Kotabaru yang berada di kawasan Gunung Ulin; semakin hari semakin surut dan berkurang debit airnya. Hal ini menurut Direktur PDAM Kotabaru, Noor Ifansyah, selain memang disebabkan oleh kondisi kemarau, juga berkurangnya daya serapan air oleh waduk disebabkan lingkungan di sekitarnya yang sudah rusak.
Diperkirakan dalam waktu yang tak berapa lama lagi pipa air milik PDAM Kotabaru dapat berhenti total mengalirkan air ke para warga konsumen.
Jika mengingat kembali ke belakang (flashback), permasalahan air di kawasan Pulau laut ini selalu menjadi masalah utama jika terjadi musim kemarau. Entah kenapa permasalahan tersebut selalu berulang dari tahun ke tahun tanpa berupaya mencarikan solusi yang jitu dan tepat.
Pembangunan waduk tambahan ?
Ini adalah satu solusi yang tampaknya tak bisa ditawar dan ditunda lagi, sambil terus melakukan pembenahan terhadap waduk yang sudah ada terdahulu.
Sudah dilakukan pembangunan waduk baru. Ini berkat kepedulian PT Golden Hope Nusantara (Grup Minamas Plantation) di kawasan Gunung Bahalang. Namun sayangnya pembangunan waduk yang diharapkan dapat membantu suplai air ke para warga ini; pembangunannya terhenti. Padahal niat baik pihak Perusahaan sudah dilaksanakan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Lumayan banyak dana yang sudah dikeluarkan oleh Perusahaan untuk membangun Waduk Gunung Bahalang, yang tentu sangat bermanfaat nantinya jika dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan awal.
Apakah pembangunan Waduk Gunung Bahalang layak untuk diteruskan ?
Jawabannya ada pada warga Kabupaten Kotabaru yang bermukim di daratan Pulau Laut. Namun yang jelas terdapat beberapa hal yang mesti dilakukan oleh pihak Perusahaan jika ingin tetap meneruskan pembangunan waduk tersebut antara lain; (1) transparansi publik tentang maksud dan tujuan dibangunnya waduk, (2) keterbukaan terkait jumlah pendanaan yang telah dan akan dikeluarkan, dan (3) keterlibatan berbagai pihak baik unsur Pemerintahan dan elemen masyarakat dalam pengawasan pembangunannya.
Untuk tahap pertama yang mesti dilakukan oleh pihak Perusahaan adalah mengundang berbagai pihak untuk melakukan diskusi publik; menjaring aspirasi, masukan dan pemikiran terkait kelanjutan dan asas manfaat dari pembangunan waduk tersebut.
Untuk itu bagi warga Kotabaru yang di Pulau Laut, Anda sekalian diminta pendapatnya.
Posting Komentar